ANALISIS ARTIKEL EKONOMI - BAHASA INDONESIA 2

Senin, 05 Oktober 2015
Kisah Dua Sahabat Bangkitkan Bisnis Kartu Ucapan



Liputan6.com, Jakarta - Teknologi yang kian berkembang membuat orang semakin mudah untuk berkomunikasi. Hal ini pun berdampak pada penyampaian ucapan yang kini jadi lebih mudah.

Apabila dulu kita harus membeli kartu ucapan untuk menyampaikan berbagai ucapan spesial, kini cukup dengan mengirim pesan singkat via sms ataupun e-mail, dan ucapan yang ingin disampaikan dapat dengan mudahnya tersampaikan kepada orang yang kita tuju.

Nah, momen yang spesial itu pun akhirnya terasa biasa saja karena ucapan yang dulu dikemas begitu bagusnya kini hanya berbentuk rangkaian kata yang dikirim via pesan singkat dengan mudah, dan terkesan tak butuh usaha ekstra.

Berniat untuk mengembalikan momen tersebut, dua sahabat Tania Larasati dan Maria Juliana, mencetuskan ide untuk membuat bisnis kartu ucapan dengan konsep pop up di bawah label Pop Your Heart. Bisnis yang mereka bangun ini diharapkan dapat menjadi penggerak bagi masyarakat untuk kembali memaknai momen spesial yang mereka alami.

"Menurut kita, suatu ucapan itu sangat personal touch banget, dan kalau dibikin jadi kartu ucapan atau frame jadi bisa disimpan lebih lama," tutur Maria kepada TimLiputan6.com beberapa waktu lalu

Dengan modal awal sebuah printer seharga Rp 5 juta, bisnis yang mereka bangun sejak tahun 2012 ini pun berjalan mulus. Tidak tanggung-tanggung, omzet hingga Rp 80 juta mampu mereka kantongi setiap bulannya. Cukup besar untuk bisnis yang baru dirintis.

Sebelumnya, Tania Larasati atau yang akrab disapa Anya ini hanya mempromosikan kartu ucapan hasil karyanya via sosial media instagram. Tidak disangka, peminatnya pun banyak dan pesanan mengalir. Ia pun akhirnya menggandeng Maria Juliana sebagai rekan bisnisnya.

Konsep pop up yang mereka kedepankan mengangkat kreasi buatan tangan (handmade) berbentuk dua lapis kertas tertutup, yang saat dibuka akan memunculkan efek tiga dimensi yang sangat menarik.

Soal harga, kartu ucapan karya Pop Your Heart ini dibanedrol dari harga Rp 75 ribu hingga Rp 1,5 juta rupiah. Selain berbentuk kertas, mereka pun menawarkan karya pop up berbentuk ucapan yang dikemas dalam bentuk bingkai. Untuk jenis ini mereka membanderol dari harga Rp 350 ribu hingga Rp 1,5 juta rupiah.

Usaha yang mereka jalani tidak luput dari tantangannya tersendiri. Ketika ditanya, Maria mengaku, tantangan terbesar justru datang dari konsumen yang ingin konssep yang bermacam-macam. tapi pada akhirnya, mereka mampu memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.

Dibantu dengan 9 orang pegawai, Pop Your Heart kini semakin lebar mengepakkann sayap bisnisnya. Terbukti, produk kartu ucapannya pun kini sekarang sudah mampu didapat di beberapa pusat pusat perbelanjaan di Jakarta.

Mereka berharap bisnisnya dapat terus berkembang seiring perkembangan waktu.
"Kalau harapannya, pengen jadi spesialis pop up sih, jadi kalau cari pop up tau harus kemana. Jadi ga harus selalu kartu, kalo mau bikin apapun yang pop up jadi bisa pesen ke kita." tutur Maria. (Vin/Zul)




ANALISA :
Artikel di atas terdiri dari 12 Paragraf.

Paragraf 1
Paragraf tersebut termasuk ke dalam paragraf INDUKTIF (SEBAB-AKIBAT BERUNTUN)
  • Sebab : Teknologi yang kian berkembang
  • Akibat 1 : membuat orang semakin mudah untuk berkomunikasi
  • Akibat 2 : penyampaian ucapan yang kini jadi lebih mudah

Paragraf 2
Paragraf tersebut adalah paragraf berpola urutan waktu, ditandai dengan adanya kata dulu dan kini

Paragraf 3
Paragraf tersebut termasuk ke dalam paragraf INDUKTIF (AKIBAT-SEBAB)
  • Sebab : Rangkaian kata yang dikirim via pesan singkat dengan mudah, dan terkesan tak butuh usaha ekstra
  • Akibat : Momen yang spesial itu pun akhirnya terasa biasa

Paragraf 4
Paragraf tersebut termasuk ke dalam paragraf INDUKTIF (SEBAB-AKIBAT)
  • Sebab : mencetuskan ide untuk membuat bisnis kartu ucapan
  • Akibat : menjadi penggerak bagi masyarakat untuk kembali memaknai momen spesial yang mereka alami

Paragraf 5
Paragraf tersebut terdapat KALIMAT LANGSUNG, karena diawali dan diakhiri dengan tanda kutip yaitu "Menurut kita, suatu ucapan itu sangat personal touch banget, dan kalau dibikin jadi kartu ucapan atau frame jadi bisa disimpan lebih lama," tutur Maria kepada TimLiputan6.com beberapa waktu lalu

Paragraf 6
Paragraf tersebut termasuk ke dalam paragraf INDUKTIF (GENERALISASI) karena menyajikan fakta berupa angka-angka yaitu modal awal dan omzet setiap bulannya

Paragraf 7
Paragraf tersebut termasuk ke dalam paragraf INDUKTIF (SEBAB-AKIBAT BERUNTUN)
  • Sebab : mempromosikan kartu ucapan hasil karyanya via sosial media instagram
  • Akibat 1 : peminatnya pun banyak dan pesanan mengalir
  • Akibat 2 : menggandeng Maria Juliana sebagai rekan bisnisnya

Paragraf 8
Paragraf tersebut termasuk ke dalam paragraf DESKRIPTIF karena menggambarkan suatu objek yaitu berupa kartu ucapan yang berbentuk dua lapis kertas tertutup, yang saat dibuka akan memunculkan efek tiga dimensi yang sangat menarik.

Paragraf 9
Paragraf tersebut termasuk ke dalam paragraf INDUKTIF (GENERALISASI) karena menyajikan fakta berupa angka-angka yaitu harga kartu ucapan

Paragraf 10
Paragraf tersebut terdiri dari kalimat tidak langsung karena terdapat kata “Maria mengaku” tanpa diikuti dengan tanda kutip

Paragraf 11
Paragraf tersebut termasuk ke dalam paragraf INDUKTIF (SEBAB-AKIBAT)
  • Sebab : Dibantu dengan 9 orang pegawai
  • Akibat : Pop Your Heart kini semakin lebar mengepakkann sayap bisnisnya

Paragraf 12
Paragraf tersebut terdapat KALIMAT LANGSUNG, karena diawali dan diakhiri dengan tanda kutip yaitu "Kalau harapannya, pengen jadi spesialis pop up sih, jadi kalau cari pop up tau harus kemana. Jadi ga harus selalu kartu, kalo mau bikin apapun yang pop up jadi bisa pesen ke kita." tutur Maria.




Sumber :

PENALARAN

Kamis, 01 Oktober 2015

Pengertian Penalaran

Manusia selalu dihadapkan dengan beberapa masalah yang membuat ia berfikir. Akan tetapi, tidak semua masalah mendorong manusia untuk berfikir secara sungguh-sungguh dan logis. Kegiatan berfikir tentang sesuatu secara sungguh-sungguh dan logis ini lah yang dinamakan Penalaran.

Penalaran juga dapat diartikan sebagai proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antar keduanya disebut konsekuensi.

Ciri-ciri Penalaran 
Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
  2. Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
  3. Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.


Tahap-tahap Penalaran 
Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
  1. Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
  2. Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
  3. Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
  4. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).
  5. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.

Metode-metode Penalaran 



A. DEDUKTIF

Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus.

Penalaran deduktif terbagi menjadi 2, yaitu :

1. Silogisme

Silogisme terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan. Kedua premis tersebut adalah premis umum (PU) dan premis khusus (PK). 
  • Premis umum : Berupa pernyataan yang menyatakan sebuah kelompok atau kumpulan tertentu yang memiliki ciri atau sifat tertentu.
  • Premis khusus : Berupa pernyataan yang menyatakan salah satu anggota dari suatu kelompok tersebut.
  • Kesimpulan : Kesimpulan yang menyatakan bahwa salah satu anggota kelompok memiliki ciri atau sifat pada kelompok tersebut. 
Maka rumusnya adalah sebagai berikut:
PU : A = B
PK : C = A
K : C = B

Contoh :
PU : Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anaknya.
PK : Sapi adalah hewan mamalia.
K : Sapi berkembang biak dengan cara melahirkan.

Contoh Paragraf :


Semua hewan mamalia berkembang biak dengan proses mengandung dan melahirkan anak-anaknya. Hal ini dikarenakan mereka memiliki kalenjar susu yang ada pada bagian tubuhnya. Sementara itu, sapi adalah salah satu jenis hewan mamalia berkaki empat. Oleh karena itu, sapi berkembang biak dengan cara melahirkan anak – anaknya.

Macam – macam paragraf silogisme

1. Paragraf silogisme kategorial

Paragraf ini dikembangkan dengan silogisme kategorial yaitu, silogisme yang premis mayornya berupa kategorial dan menjadi predikat. Sedangkan premis minornya menjadi subjek. 

Contoh :
PU : Semua siswa SMA Budi Pekerti mengikuti study tour.
PK : Adit belajar di SMA Budi Pekerti.
K : Adit mengikuti study tour.

Contoh Paragraf :
Tahun ini semua siswa SMA Budi Pekerti akan melaksanakan Study Tour. Mereka akan mengunjungi Bali dan Jakarta. Kebetulan Adit merupakan murid kelas 2 SMA. Dia belajar di sekolah SMA Budi Pekerti. Oleh karena itu, Adit akan mengikuti Study tour ke Jakarta dan Pulau Bali.

2. Paragraf Silogisme Hipotetik

Paragraf ini menggunakan pola silogisme kategorial, yaitu silogisme yang premis mayornya berupa argument atau pendapat. 

Contoh :
PU : Apabila besok hujan, saya tidak akan datang.
PK : Hari ini hujan.
K : Hari ini hujan, saya tidak datang.

Contoh Paragraf :
Saya telah berjanji dengannya bahwa apabila hari esok hujan, saya tidak akan datang ke rumahnya. Pada akhirnya, hari ini hujan turun dengan sangat deras. Maka dari itu hari ini saya tidak bisa menepati janji untuk datang kerumahnya.

3. Paragraf silogisme alternative

Paragraf ini dikembangkan dengan pola silogisme alternative, yaitu silogisme yang premis umumnya merupakan sebuah pilihan.

Contoh :
PU : Budi bersekolah di SMA atau SMP.
PK : Budi bersekolah di SMA.
K : Budi tidak bersekolah di SMP.

Contoh Paragraf :
Karena badannya yang besar, orang – orang bingung apakah budi pelajar SMA atau pelajar SMP. Ternyata, budi belajar di SMA Teladan. Oleh karena itu, Budi bukanlah pelajar SMP.

2. Entimen

Entimen merupakan sebuah silogisme yang dipendekan. Jadi entimen adalah kesimpulan dari silogisme. Namun, sebenarnya, entimen ini bukanah paragraf, akan tetapi lebih terlihat seperti sebuah kalimat kesimpulan. 

Contoh :
PU : Anak yang sholeh selalu rajin beribadah.
PK : Ari adalah anak yang sholeh.
K : Ari rajin beribadah.
Entimen : Ari rajin beribadah, karena ia anak sholeh


B. INDUKTIF

Penalaran Induktif adalah suatu proses pengembangan paragraf dengan menggunakan penalaran khusus ke umum. 

Proses penalaran ini dapat dibedakan menjadi:

1. Generalisasi

Proses generalisasi adalah proses penalaran yang dimulai dari suatu fenomena khusus ke sebuah kesimpulan umum.

Contoh:
Andi selalu mengerjakan tugas dari Ibu guru. Dia juga selalu datang ke sekolah tepat waktu dan tidak pernah sekalipun datang terlambat. Apalagi setiap hari senin, dia selalu datang 30 menit sebelum kelas dimulai untuk melaksanakan tugas piketnya. Andi selalu berpakaian dengan rapih. Dia tidak pernah mengelurakan seragamnya selama di sekolah. Oleh karena itu, bisa dipastikan Andi adalah anak yang sangat rajin. 

2. Sebab-Akibat

Sebab akibat adalah proses penalaran yang diawali dari peristiwa-peristiwa khusus yang dianggap sebagai sebab dan diakhiri dengan sebuah kesimpulan yang dianggap sebagi akibat.

Contoh:
Setiap pulang sekolah Ari tidak pernah belajar. Dia lebih suka bermain dengan teman-temannya. Bahkan pada malam harinya dia selalu begadang hingga larut malam. Tak pernah sekalipun dia mengulangi pelajaran yang didapatnya di sekolah. Apalagi untuk mengerjakan Pr. Dia selalu menyalin punya temannya di sekolah. Itulah mengapa Ari tidak naik kelas tahun ini.

3. Analogi 

Proses penalaran ini menggunakan perbandingan suatu benda atau peristiwa yang memiliki kesamaan khusus untuk menarik sebuah kesimpulan bahwa salah satu benda atau peristiwa tersebut sama dengan benda atau peristiwa lainnya.

Contoh:
Menanam kedelai seperti merawat seorang anak. Layaknya merawat seorang anak yang membutuhkan kasih sayang dan asupan-asupan bergizi agar anak tumbuh menjadi anak yang kuat dan sehat. Begitu pula dengan menanam kedelai yang memerlukan perhatian khusus seperti cara penanamannya hingga pemberian pupuk sebagai asupan gizi kedelai agar menghasilkan kedelai yang bagus dan berkualitas.



Sumber :
  1. http://www.seputarpengetahuan.com/2014/12/pengertian-dan-metode-penalaran-menurut.html
  2. https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
  3. http://www.kelasindonesia.com/2015/05/contoh-paragraf-silogisme-dan-entimen-beserta-definisinya.html



Copyright © Febriluthfiana Iswari