JUDUL
|
PENGARUH
PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, DAN GENDER TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS
DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi empiris
pad Kantor Akuntan Publik di Malang)
|
JURNAL
|
Journal Riset
Mahasiswa Akuntansi (JRMA)
|
ISSN
|
2337-56xx
|
VOLUME & NOMOR
|
xx
|
HALAMAN
|
1-14
|
PENULIS
|
Lusia Sedati, Abdul
Halim & Retno Wulandari
|
REVIEWER
|
Febriluthfiana
Iswari
|
TUJUAN PENELITIAN
|
Untuk mengetahui
pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, dan Gender terhadap Tingkat
Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan
|
VARIABEL PENELITIAN
|
Profesionalisme
(X1), Etika Profesi (X2), Gender (X3)
|
METODE PENELITIAN
|
Metode Deskriptif
Kuantitatif
|
HASIL PENELITIAN
|
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel profesionalisme, etika profesi, dan gender secara simultan atau
bersamaan memengaruhi tingkat materialitas. Variabel profesionalisme yang
terdiri dari pengabdian pada profesi, hubungan dengan rekan seprofesi,
kebutuhan untuk kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan
kewajiban sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat
materialitas sebesar 0,340. Variabel etika profesi yang terdiri dari prinsip
integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi, serta sikap kecermatan
dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasian dan prinsip perilaku profesional
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas sebesar
0,270. Variabel gender yang terdiri dari sifat feminim dan sifat maskulin
auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas
sebesar 0,260.
|
KESIMPULAN
|
Variabel profesionalisme, etika
profesi dan gender secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
materialitas. Variabel profesionalisme merupakan variabel yang paling dominan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas.
|
TANGGAPAN
|
Tanggapan saya terhadap jurnal diatas
sudah baik. Saya setuju bahwa profesionalisme, etika profesi dan gender
memengaruhi tingkat materialitas. Seperti yang diketahui, ketika seorang
auditor memiliki profesionalisme yang tinggi maka auditor akan bekerja
menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki sebagai pengabdian pada
profesi, dapat mengambil keputusan sendiri, dapat bertanggung jawab kepada
masyarakat, khususnya para pengguna laporan audit yang dikeluarkan. Begitupun
dengan etika profesi yang ditetapkan. Sangatlah penting bagi auditor memiliki
suatu acuan atau panduan dalam melaksanakan tugas audit agar tidak terjadi
kecurangan antar auditor yang dapat membiaskan hasil pemeriksaan laporan
keuangan. Karena informasi yang tersaji dalam laporan keuangan yang telah
diaudit akan menjadi acuan untuk pengambilan keputusan oleh investor atau
kreditor dan oleh pihak lain yang berkepentingan. Auditor yang memiliki sifat
feminim dapat dipengaruhi oleh pihak lain dalam menilai kewajaran laporan
keuangan. Sedangkan auditor yang memiliki sifat maskulin tidak mudah meyakini
keterangan dai pihak ketiga dan selalu mencari kebenaran atas bukti audit.
|
Sumber : http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrma/article/view/1272