REVIEW JURNAL ETIKA PROFESI

Rabu, 12 Oktober 2016







JUDUL
PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA PROFESI, DAN GENDER TERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAM PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi empiris pad Kantor Akuntan Publik di Malang)
JURNAL
Journal Riset Mahasiswa Akuntansi (JRMA)
ISSN
2337-56xx
VOLUME & NOMOR
xx
HALAMAN
1-14
PENULIS
Lusia Sedati, Abdul Halim & Retno Wulandari
REVIEWER
Febriluthfiana Iswari
TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui pengaruh Profesionalisme, Etika Profesi, dan Gender terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan
VARIABEL PENELITIAN
Profesionalisme (X1), Etika Profesi (X2), Gender (X3)
METODE PENELITIAN
Metode Deskriptif Kuantitatif
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel profesionalisme, etika profesi, dan gender secara simultan atau bersamaan memengaruhi tingkat materialitas. Variabel profesionalisme yang terdiri dari pengabdian pada profesi, hubungan dengan rekan seprofesi, kebutuhan untuk kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan kewajiban sosial secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas sebesar 0,340. Variabel etika profesi yang terdiri dari prinsip integritas, prinsip objektivitas, prinsip kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional, prinsip kerahasian dan prinsip perilaku profesional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas sebesar 0,270. Variabel gender yang terdiri dari sifat feminim dan sifat maskulin auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas sebesar 0,260.
KESIMPULAN
Variabel profesionalisme, etika profesi dan gender secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas. Variabel profesionalisme merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh signifikan terhadap tingkat materialitas.
TANGGAPAN
Tanggapan saya terhadap jurnal diatas sudah baik. Saya setuju bahwa profesionalisme, etika profesi dan gender memengaruhi tingkat materialitas. Seperti yang diketahui, ketika seorang auditor memiliki profesionalisme yang tinggi maka auditor akan bekerja menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki sebagai pengabdian pada profesi, dapat mengambil keputusan sendiri, dapat bertanggung jawab kepada masyarakat, khususnya para pengguna laporan audit yang dikeluarkan. Begitupun dengan etika profesi yang ditetapkan. Sangatlah penting bagi auditor memiliki suatu acuan atau panduan dalam melaksanakan tugas audit agar tidak terjadi kecurangan antar auditor yang dapat membiaskan hasil pemeriksaan laporan keuangan. Karena informasi yang tersaji dalam laporan keuangan yang telah diaudit akan menjadi acuan untuk pengambilan keputusan oleh investor atau kreditor dan oleh pihak lain yang berkepentingan. Auditor yang memiliki sifat feminim dapat dipengaruhi oleh pihak lain dalam menilai kewajaran laporan keuangan. Sedangkan auditor yang memiliki sifat maskulin tidak mudah meyakini keterangan dai pihak ketiga dan selalu mencari kebenaran atas bukti audit.





Sumber : http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jrma/article/view/1272
Copyright © Febriluthfiana Iswari