PEREKONOMIAN
INDONESIA
PENGARUH BISNIS RETAIL TERHADAP
PENDAPATAN DAERAH DAN NASIONAL
Disusun oleh :
FEBRILUTHFIANA ISWARI
23213373
1EB18
DAFTAR ISI
Cover
1
Daftar
Isi
2
Pendahuluan
Latar Belakang
3
Pembahasan
Pengertian Bisnis Ritel
5
Profil
Alfamart
Sejarah Alfamart
5
Logo dan Moto
Alfamart
6
Visi dan Misi
Alfamart
7
Pertumbuhan Penjualan PT Sumber Alfarian
Trijaya Tbk
7
Pendapatan
Asli Daerah dan Nasional
Pendapatan Asli Daerah
8
Pendapatan
Nasional
9
Kesimpulan
11
Daftar Pustaka
12
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bisnis adalah
sekelompok orang yang menjual barang ataupun jasa kepada konsumen yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Indonesia sendiri bukan
merupakan negara yang mudah untuk mendirikan suatu perusahaan baru ataupun
untuk berperan aktif dalam dunia bisnis. Salah satu permasalahan yang membuat
tidak mudahnya membangun perusahaan baru di Indonesia yaitu mendapatkan semua
izin yang diperlukan. Untuk mendapatkan semua izin yang diperlukan tentunya
membutuhkan waktu yang lama dan memakan biaya yang tidak murah. Tetapi hal
tersebut tidak menghalangi para pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan
usahanya di Indonesia.
Berbagai jenis
bisnis telah ada dan berkembang di Indonesia antara lain manufaktur, bisnis
jasa, bisnis ritel, bisnis property, utilitas, bisnis transportasi, bisnis
kuliner, bisnis fashion, bisnis elektronik, bisnis otomotif, dan lain
sebagainya.
Bisnis ritel
adalah satu dari beberapa bisnis di Indonesia yang sampai saat ini masih
berkembang cukup pesat, dimana pada dasarnya kehidupan masyarakat saat ini semakin
modern sehingga hal tersebut secara tidak langsung akan menggeser gaya hidup
masyarakat yang tradisional. Bisnis ritel di Indonesia diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu bisnis ritel tradisional dan bisnis tirel modern. Bisnis ritel
modern pada dasarnya adalah pengembangan dari bisnis ritel tradisional.
Perbedaannya ada pada pengaplikasian konsep yang modern, pemanfaatan teknologi,
dan mengakomodasi perkembangan gaya hidup masyarakat atau konsumen.
Bisnis ritel di
Indonesia sebenarnya sudah ada sejak tahun 1960-an. Pada saat itu sudah muncul
department store pertama yang bernama “Sarinah”. Dalam kurun waktu lebih dari
15 tahun, bisnis ritel di Indonesia bisa dikatakan berkembang dalam level yang
sangat rendah sekali. Hal ini bisa dikaitkan dengan kebijakan ekonomi Soeharto
di awal masa pemerintahan orde baru, yang lebih banyak membangun investasi di
bidang eksploitasi hasil alam berupa tambang dan kayu, dibandingkan sektor
usaha ritel barang dan jasa di masyarakat. Pada tahun 1990-an merupakan titik
awal perkembangan bisnis ritel di Indonesia. Hal ini ditandinya dengan mulai
dioperasikannya salah satu perusahaan ritel besar dari Jepang yaitu “Sogo”.
Suatu bisnis
dapat mempengaruhi pendapatan daerah dan nasional. Pendapatan daerah itu
sendiri adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih dalam periode anggaran tertentu (UU No.32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah). Sedangkan yang dimaksud Pendapatan Asli Daerah (PAD)
menurut UU No.28 Tahun 2009 adalah sumber keuangan daerah yang digali dari
wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil
retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan lain-lain. Pendapatan
nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam
satu periode, biasanya dalam satu tahun. Adapun beberapa konsep pendapatan
nasional yaitu Produk Domestik Bruto (GDP), Produk Nasional Bruto (GNP),
Pendapatan Nasional Neto (NNI), Pendapatan Perseorangan (PI), dan Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI). Selain konsep, ada pula faktor yang mempengaruhi
pendapatan nasional yaitu permintaan dan penawaran agregat, konsumsi dan
tabungan, dan investasi.
PEMBAHASAN
1.1
Pengertian
Bisnis Ritel
Bisnis ritel
adalah bisnis yang dijalankan dengan cara menjual barang atau jasa kepada
konsumen, dimana para peritel membeli barang atau jasa tersebut dari produsen
dalam jumlah besar yang kemudian dijual kembali dalam jumlah kecil. Karena,
pada dasarnya tidak semua orang membutuhkan barang atau jasa dalam jumlah besar.
Maka, dengan adanya bisnis ritel ini menjadi keuntungan tersendiri bagi
masyarakat. Saat ini format bisnis ritel
1.2
Profil Alfamart
1.2.1 Sejarah Alfamart
Didirikan pada
tahun 1989 oleh Djoko Susanto dan keluarga PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
(Alfamart/ Perseroan), mengawali usahanya di bidang perdagangan dan distribusi,
kemudian pada 1999 mulai memasuki sektor minimarket. Ekspansi secara
ekponensial dimulai Perseroan pada tahun 2002 dengan mengakusisi 141 gerai
Alfaminimart dan membawa nama baru Alfamart. Saat ini Alfamart merupakan salah
satu yang terdepan dalam usaha ritel, dengan melayani lebih dari 2,1 juta
pelanggan setiap harinya di hampir 6.000 gerai yang tersebar di Indonesia.
Alfamart menyediakan barang-barang kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau,
tempat belanja yang nyaman, serta lokasi yang mudah dijangkau. Didukung lebih
dari 60.000 karyawan menjadikan Alfamart sebagai salah satu pembuka lapangan
kerja terbesar di Indonesia.
Alfamart adalah
gerai komunitas, karenanya kami selalu berpartisipasi dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang terbagi menjadi Alfamart Care yang membantu
masyarakat melalui kegiatan-kegiatan sosial. Alfamart Smart mendukung bidang
pendidikan, Alfamart Sport mensponsori kegiatan olahraga, Alfamart Clean and
Green mewujudkan lingkungan yang sehat, Alfamart SMEs membantu pengusaha kecil
dan menengah yang ada di sekitar geraigerai Alfamart serta Alfamart Vaganza
yang secara aktif ikut terlibat dalam pengembangan seni dan budaya.
Atas segala
prestasi dan perannya dalam masyarakat, Alfamart menerima berbagai penghargaan
dari intitusi-institusi dengan reputasi terpercaya, di antaranya adalah: Top
Brand Award Superbrands Indonesia Awards, Indonesia’s, Service Quality Award,
est Brand Award , Indonesia’s Most Admire Company , dan CSR Awards
Alfamart juga berhasil mencapai Store Equity Index tertinggi berdasarkan
Nielsen Research selama 5 tahun berturut-turut.
1.2.2 Logo dan Moto Alfamart
Maskot
Albi
Albi si lebah yang ramah adalah karakter yang menyenangkan dan siap membantu siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Albi melambangkan karyawan Alfamart yang siap membantu pelanggan dengan ketulusan untuk melayani. Albi mengedepankan kehidupan dan tujuan kolektif, menghindari konflik, dan selalu tanggap akan perubahan di sekelilingnya. Albi merepresentasikan komitmen Alfamart untuk mencapai tujuan kolektif. Memenuhi kebutuhan keluarga Indonesia dengan produk berkualitas dengan harga terjangkau serta layanan bersahabat, dengan merangkul komunitas sekitar dan kompetisi yang sehat.
1.2.3
Visi dan Misi
Alfamart
Visi
“Menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global”.
“Menjadi jaringan distribusi ritel terkemuka yang dimiliki oleh masyarakat luas, berorientasi kepada pemberdayaan pengusaha kecil, pemenuhan kebutuhan dan harapan konsumen, serta mampu bersaing secara global”.
Misi
Ø
Memberikan kepuasan kepada pelanggan
/ konsumen dengan berfokus pada produk dan pelayanan yang berkualitas unggul.
Ø
Selalu menjadi yang terbaik dalam
segala hal yang dilakukan dan selalu menegakkan tingkah laku / etika bisnis
yang tinggi.
Ø
Ikut berpartisipasi dalam membangun
negara dengan menumbuh-kembangkan jiwa wiraswasta dan kemitraan usaha.
Ø
Membangun organisasi global yang
terpercaya, sehat dan terus bertumbuh dan bermanfaat bagi pelanggan, pemasok,
karyawan, pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.
1.3
Pertumbuhan Penjualan
PT Sumber Alfaria Trijaya, Tbk.
Pada tahun 2011,
penjualan bersih PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. Sebeesar Rp18,2 Triliun atau
tumbuh sekitar 29,6% dibandingkan tahun 2010. Adapun laba bersih pada tahun
2011 sebesar Rp360,7 Milliar atau meningkat sekitar 41,0% dari tahun
sebelumnya.
Pada tahun 2012,
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) naik sekitar 6,2% dari Rp7.427,1 Triliun di
tahun 2011 menjadi Rp8.241,9 Triliun. Penjualan tahun 2012 mencapai Rp138
Triliun yang mencerminkan kenaikan sekitar 15% dibandingkan target penjualan
ritel tahun 2011 sebesar Rp120 Triliun. Sedangkan penjualan bersih pada tahun
2012 sebesar Rp23,4 Triliun atau naik dari Rp18,2 Triliun yang dicapai pada
tahun sebelumnya. Adapun laba bersih yang dicapai pada tahun 2012 yaitu sebesar
Rp481,0 Miliar atau naik sekitar 33% dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada kuartal
ketiga tahun 2013, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. meraih penjualan bersih
sebesar Rp25,1 Triliun dari Rp19,8 Triliun pada periode yang sama tahun 2012.
Beban pokok penjualan naik menjadi Rp20,6 Triliun dari Rp16,7 Triliun. Laba
bruto naik dari Rp3,08 Triliun menjadi Rp4,4, Triliun. Laba sebelum pajak
sebesar Rp414,2 Miliar dari Rp394,3 Miliar. Perseroan menanggung pajak
penghasilan mencapai Rp51,8 Miliar dari sebelumnya yaitu Rp42,6 Miliar. PT
Sumber Alfaria Trijaya Tbk. mengalami kenaikan asset menjadi Rp10,8 Triliun
dari Rp8,9 Triliun. Mengalami kenaikan pula pada liabilitas sebesar Rp8,4
Triliun dari Rp5,6 Triliun.
1.4
Pendapatan Asli Daerah
dan Nasional
1.4.1 Pendapatan Asli Daerah
Dalam
pelaksanaan otonomi daerah, sumber keuangan yang berasal dari pendapatan asli
daerah lebih penting dibandingkan dengan sumber-sumber diluar pendapatan asli
daerah, karena pendapatan asli daerah dapat dipergunakan sesuai dengan prakarsa
dan inisiatif daerah sedangkan bentuk pemberian pemerintah (non PAD) sifatnya
lebih terikat. Dengan penggalian dan peningkatan pendapatan asli daerah
diharapkan pemerintah daerah juga mampu meningkatkan kemampuannya dalam
penyelenggaraan urusan daerah.
Menurut kamus
ilmiah populer, identifikasi adalah pengenalan atau pembuktian sama, jadi
identifikasi sumber pendapatan asli daerah adalah : meneliti, menentukan dan
menetapkan mana sesungguhnya yang menjadi sumber pendapatan asli daerah dengan
cara meneliti dan mengusahakan serta mengelola sumber pendapatan tersebut
dengan benar sehingga memberikan hasil yang maksimal.
Sedangkan
pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber
pendapatan daerah dan dikelola sendiri oleh pemerintahan daerah. Pada uraian
terdahulu berdasarkan UU nomor 22 tahun 1999 pasal 79 disebutkan bahwa
pendapatan asli daerah terdiri dari :
Ø
Hasil
pajak daerah
Pajak daerah
adalah pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan sebagai badan hukum
publik dalam rangga membiayai rumah tangganya. Dalam hal ini, bisnis ritel
memiliki pengaruh terhadap pendapatan daerah berupa pajak yang harus
dibayarkan, pajak tersebut termasuk kedalam jenis pajak daerah tingkat II yang
terdiri dari pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak
penerangan jalan, dan lain-lain.
Gerai Alfamart
di daerah Surabaya-Jawa Timur ada sekitar 150 gerai yang beroperasi. Dengan
adanya bisnis ritel yang ada di Surabaya-Jawa Timur ini, Alfamart turut
mempengaruhi pendapatan daerah tersebut. Berikut datanya :
Ø
Hasil
retribusi daerah
Ø
Hasil
perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan milik daerah yang dipisahkan dan
Ø
Lain-lain
pendapatan asli daerah yang sah
1.4.2 Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang
diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari
penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu
tahun. Berikut adalah beberapa konsep pendapatan
nasional.
Ø
Produk
Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross Domestic Product)
merupakan jumlah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu
tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi di wilayah negara
yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang
belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP
dianggap bersifat bruto/kotor.
Ø
Produk
Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau
PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri, tetapi tidak
termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara
tersebut.
Ø
Pendapatan
Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net National Income) adalah
pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak
hadiah, dll.
Ø
Pendapatan
Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income)adalah
jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk
pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment). Transfer
payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun
lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba
yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran
pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan
dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).
Ø
Pendapatan
yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income)
adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa
konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi
investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
KESIMPULAN
Bisnis
ritel modern di Surabaya hingga dengan triwulan III 2013, tumbuh di atas dua
digit. Meskipun saat ini ritel modern tengah menghadapi pelarangan di sejumlah
daerah, namun untuk bisnis ritel modern di Jawa Timur diyakini akan terus
berkembang.
Menurut
Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Timur, Qomaruzaman,
Bisnis ritel di Jatim saat ini masih terbilang baik, dimana rata-rata
pertumbuhannya masih mencapai 10-12% hingga triwulan ketiga.
DAFTAR PUSTAKA